Segitiga Bermuda
Segitiga Bermuda
Segitiga
Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle), kadang-kadang disebut juga Segitiga Setan
adalah sebuah wilayah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2
yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah
teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian
Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Segitiga
bermuda sangat misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang
menyatakan alasan dari peristiwa hilangnya kapal yang melintas. Ada pula yang
mengatakan bahwa sudah menjadi gejala alam bahwa tidak boleh melintasi wilayah
tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu semua akibat ulah makhluk
luar angkasa
Sejarah awal
Pada masa
pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi area segitiga
Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di
cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam
catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik
selama berada di area tersebut.
Berbagai
peristiwa kehilangan di area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun
1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel mengenai peristiwa kehilangan
misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan menyebutnya
‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh Fate
Magazine dengan artikel yang dibuat George X. Tahun 1964, Vincent Geddis menyebut area tersebut sebagai
‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah ‘Segitiga Bermuda’ menjadi
istilah yang biasa disebut. Segitiga bermuda merupakan suatu tempat dimana di
dasar laut tersebut terdapat sebuah piramid besar mungkin lebih besar dari piramid
yang ada di Kairo Mesir. Piramid tersebut mempunyai jarak antara ujung piramid
dan permukaan laut sekitar 500 m, di ujung piramid trsebut terdapat dua rongga
lubang lebih besar.
Cerita – cerita tentang segitiga bermuda
Fenomena Raibnya Pesawat
Keanehan ini juga berimbas ke
wilayah udara lautan Atlantik, dimana banyak pesawat tiba-tiba ghaib ketika
melewati udara lautan atlantik, atau melalui udara Bermuda.
Pada 5 Desember th 1945, formasi lengkap 5 buah pesawat pelempar torpedo Grumman TMB-3 Avenger AL AS ghaib dihari yg masih siang. Sebuah pesawat penyelamat yg ingin mencari sisa-sisanya pun ditelan ombak di “laut yg tdk beres” itu. Lima jet tempur itu bertolak dari pangkalan udara Forth Lauderdale di utara Miami wilayah Florida,AS dalam rangka misi pelatihan. Penerbangan ini dimulai dari Florida pukul 14.40 menuju arah timur sejauh 160 mil, kemudian belok ke utara sejauh 40 mil, dan akhirnya ke Barat Daya utk kembali ke pangkalan lagi. Dalam perjalanan ada acara latihan menyerang bbrp bangkai kapal di pantai kepulauan Great Sale Clay. Saat itu lima pesawat terbang dlm formasi segitiga.
Pada 5 Desember th 1945, formasi lengkap 5 buah pesawat pelempar torpedo Grumman TMB-3 Avenger AL AS ghaib dihari yg masih siang. Sebuah pesawat penyelamat yg ingin mencari sisa-sisanya pun ditelan ombak di “laut yg tdk beres” itu. Lima jet tempur itu bertolak dari pangkalan udara Forth Lauderdale di utara Miami wilayah Florida,AS dalam rangka misi pelatihan. Penerbangan ini dimulai dari Florida pukul 14.40 menuju arah timur sejauh 160 mil, kemudian belok ke utara sejauh 40 mil, dan akhirnya ke Barat Daya utk kembali ke pangkalan lagi. Dalam perjalanan ada acara latihan menyerang bbrp bangkai kapal di pantai kepulauan Great Sale Clay. Saat itu lima pesawat terbang dlm formasi segitiga.
Lima pesawat tempur ini diawaki oleh
5 pilot dibantu 8 tenaga ahli yg sangat mahir dan berpengalaman. Pimpinan Pilot
saat itu adalah Letnan Charles Taylor yg sudah mengantongi 2.500 jam terbang
berada pada ujung formasi segitiga. Skuadron tersebut pada saat menjalankan
latihan pada sekejap waktu mengarah kepada rongsokan kapal pengangkut barang
yang mengapung di permukaan laut Atlantik selatan Bimini. Pada pukul 15.45 saat
pimpinan pangkalan militer menunggu berita dari skuadron 19, utk menentukan
letak pangkalan dan kode landing, pimpinan pangkalan militer tsb
sekonyong-konyong menerima berita aneh dari Pilot penerbangan (Letnan Charles
Taylor), berteriak mengatakan:
” Kecemasan! kami seperti khilangan
arah! Tak ada daratan. Ulangi! Tak ada daratan! Saya tidak boleh menentukan
arah, kami telah tersaasar di angkasa, semuanya terlihat asing dan
membingungkan, kami tidak tau arah!”
Menara pengawas mananyakan formasi
pesawat tapi Taylor menjawab:
“Tak tahu persis dimana kami
berada!”
“Terbanglah ke Barat” perintah
menara
Tapi kemudian lama sekali tidak ada
kontak. Lalu ada percakapan simpang siur dari beberapa orang juruterbang yg
lain.
“Kami tidak tahu dimana arah Barat itu.
Ada yg tidak beres ini. Semua terlihat aneh. bahkan lautnya juga” Sesudah sepi
sejenak, komandan penerbangan menyerahkan komando kepada jururterbang lain
tanpa alasan yg jelas. Komandan baru ini melapor dg suara setgh histeris:
” Ya Tuhan! Dimana kami ini! Mungkin
kami sudah melewati Florida dan terbang diatas Teluk Mexico!”
Pada saat itu komandan yg baru
memutuskan utk terbang kembali 180 derajat ke arah Florida lagi, tetapi dari
kenyataan sinyal radionya makin lama makin lemah, diduga ia justru terbang
lebih menjauhi pangkalan. Laporan terakhir yg ditangkap ialah :
“Nampaknya kami memasuki air
putih..tamatlah kami!”
Segera sesudah kontak dg penerbang
itu putus, sebuah pesawat amfibia PBM-5 martin Mariner mengangkasa untuk
memberi pertolongan. Beberapa minit kemudian, pesawat ini melaporkan posisinya,
tapi kemudian pemancarnya diam. Pesawat ini hilang juga bersama 13 awak
pesawat. tak berbekas seperti lima pesawat Grumman yg hendak ditolong. Menurut
saksi mata diatas kapal tanker Gaines miles yg kebetulan berlayar di daerah
itu, pesawat amfibi itu jatuh ke laut.
Termasuk pesawat yg ghaib adalah
1. Pada th 1945, ghaib dua buah
pesawat pengebom milik angkatan bersenjata AS.
2. Pada th 1948, pesawat penumpang Inggeris Star Tiger yg mengangkut 313 penumpang ghaib.
3. Kembali pesawat penumpang inggeris , Star Ariel yg mengangkut 474 penumpang jg ghaib.
4. Pada th 1956, pesawat P5M milik angkatan laut AS raib bersama 5 org penumpangnya.
2. Pada th 1948, pesawat penumpang Inggeris Star Tiger yg mengangkut 313 penumpang ghaib.
3. Kembali pesawat penumpang inggeris , Star Ariel yg mengangkut 474 penumpang jg ghaib.
4. Pada th 1956, pesawat P5M milik angkatan laut AS raib bersama 5 org penumpangnya.
Hilangnya
C-119
Kisah
ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni
1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu
pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini
terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul
11.23.
Pesawat
ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak
radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang
mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak
pernah sampai tujuan.
“Dalam
kontak radio terakhir tak ada indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami
masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara
Penyelamat Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali
arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
Seketika
itu pula tim SAR terbang menyapu wilayah seluas 100.000 mil persegi yang diduga
menjadi tempat kandasnya C-119. Namun hasilnya benar-benar nihil. Sama seperti
hilangnya pesawat-pesawat lainnya di wilayah ini, tak satu pun serpihan pesawat
atau tubuh manusia ditemukan.
“Benar-benar
aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja
tanpa jejak,” demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Seseorang
dari Tim SAR mengatakan, kemungkinan pesawat jatuh di antara Pulau Crooked dan
Grand Turk. Bisa karena masalah struktur, ledakan, atau kerusakan mesin. Kalau
memang pesawat meledak, kontak radio memang pasti tak akan pernah terjadi,
tetapi seharusnya kami bisa menemukan serpihan pecahannya. Begitu pula jika
pesawat mengalami kerusakan, mestinya sang pilot bisa melakukan ditching
(pendaratan darurat di atas air). Pasalnya, cuaca saat itu dalam keadaan baik.
Dalam arti langit cerah, ombak hanya sekitar satu meter, dan angin hanya 15
knot.
Analisis
selanjutnya memang mengembang kemana-mana. Namun tetap tidak menghasilkan
apa-apa. Kasus C-119 Flying Boxcar pun terpendam begitu saja, sampai akhirnya
pada tahun 1973 terbit artikel dari International UFO Bureau yang mengingatkan
kembali sejumlah orang pada kasus ajaib tersebut.
Dalam
artikel ini dimuat kesaksian astronot Gemini IV, James McDivitt dan Edward H.
White II, yang justru membuat runyam masalah. Rupanya pada saat-saat di sekitar
raibnya C-119, dia kebetulan tengah mengamati wilayah di sekitar Karibia.
Gemini kebetulan memang sedang mengawang-awang di sana. Menurut catatan NASA,
pada 3 sampai 7 Juni 1965 keduanya tengah melakukan eksperimen jalan-jalan ke
luar kapsul Gemini dengan perlengkapan yang dirahasiakan.
Menurut
Divitt, dia melihat sebuah pesawat tak dikenal (UFO) dengan semacam lengan
mekanik kedapatan sedang meluncur di atas Karibia. Beberapa menit kemudian Ed
White pun menyaksikan obyek lainnya yang serupa. Sejak itulah lalu merebak isu,
C-119 diculik UFO. Para ilmuwan pun segera tertarik menguji kesaksian ini. Tak
mau percaya begitu saja, mereka mengkonfirmasi obyek yang dilihat kedua
astronot dengan satelit-satelit yang ada disekitar Gemini IV. Boleh jadi “kan
yang mereka salah lihat ? Maklum saat itu (hingga kini pun), banyak pihak masih
menilai sektis terhadap kehadiran UFO.
Ketika
itu kepada kedua astronot disodori gambar Pegasus 2, satelit raksasa yang
memang memiliki antene mirip lengan sepanjang 32 meter dan sejumlah sampah
satelit yang ada di sekitar itu. Namun baik dari bentuk dan jarak, mereka
menyanggah jika telah salah lihat.
“Sekali
lagi saya tegaskan, dengan menyebut UFO “kan tak berarti saya menunjuk pesawat
ruang angkasa dari planet lain. Pengertian UFO sangat universal. Bahwa jika
saya melihat pesawat yang menurut penilaian saya tak saya kenal, tidakkah layak
jika saya menyebutnya sebagai UFO?” sergah Divitt.
Begitulah
kasus C-119 Flying Boxcar yang tak pernah terpecahkan hingga kini. Diantara
kapal atau pesawat yang raib di wilayah Segitiga Bermuda kisahnya memang
senantiasa sama. Terjadi ketika cuaca sedang baik, tak ada masalah teknis,
kontak radio berjalan biasa, tetapi si pelintas tiba-tiba menghilang begitu
saja. Tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
Banyak
teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang
menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer,
dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang
mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga
lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh
memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya.
Penerbangan 19
Pesawat pada
penerbangan TBF Grumman Avenger, mirip dengan penerbangan 19
Salah satu
kisah yang terkenal dan bertahan lama dalam banyaknya kasus misterius mengenai
hilangnya pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang melintas di segitiga bermuda
adalah Penerbangan 19. Penerbangan 19 merupakan kesatuan
angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat.
Penerbangan itu
terakhir kali terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 5
Desember 1945. Pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara sistematis
oleh orang-orang yang ahli penerbangan dan kelautan untuk mengahadapi situasi
buruk, namun tiba-tiba dengan mudah menghilang setelah mengirimkan laporan
mengenai gejala pandangan yang aneh, dianggap tidak masuk akal.
Karena pesawat-pesawat
pada Penerbangan 19 dirancang untuk dapat mengapung di lautan dalam waktu yang
lama, maka penyebab hilangnya dianggap karena penerbangan tersebut masih
mengapung-apung di lautan menunggu laut yang tenang dan langit yang cerah.
Setelah itu,
dikirimkan regu penyelamat untuk menjemput penerbangan tersebut, namun tidak
hanya pesawat Penerbangan 19 yang belum ditemukan, regu penyelamat juga ikut
lenyap. Karena kecelakaan dalam angkatan laut ini misterius, maka dianggap
"penyebab dan alasannya tidak diketahui".
Dan juga
ditemukan adanya kaitan segitiga bermuda dengan atlantis yang ditemukan adanya
penemuan kota-kota kuno dan berbagai bangunan di segitiga bermuda
tersebut". Atlantis yang diduga tenggelam dalam waktu satu hari satu malam
diduga kuat tenggelam di segitiga bermuda dan beberapa kawasan lainnya yang
mirip dengan kejadian yang ada pada segitiga bermuda tersebut salah satunya
yaitu di Indonesia, Malaysia, India, dan lainnya".
Kronologi dari beberapa peristiwa terkenal
- 1840: HMS Rosalie
- 1872: The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda
- 1909: The Spray
- 1917: SS Timandra
- 1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran
- 1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk
- 1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang
- 1945: Penerbangan 19 menghilang
- 1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang
- 1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap
- 1970: Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
- 1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru
- 1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
- 1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus
- 1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai
- 1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien
- 1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman
- 1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.
Penjelasan beberapa sumber
Berikut adalah
penjelasan dari beberapa narasumber yang menyatakan keanehan Segitiga Bermuda
bahwa di sana terdapat gas methan, dianggap kapal
yang hilang di sana telah melampaui batas kargo, Pangkalan UFO, tempat
berkumpulnya para setan golongan Jin (Istana Setan)
dan ada yang mengatakan bahwa di sanalah terletak telaga "Air Kehidupan" yang sanggup membuat awet muda
dan panjang umur.
1. Muatan berlebihan
(melebihi muatan yang ditentukan)
Perusahaan
asuransi laut Lloyd's of London menyatakan
bahwa segitiga bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan
biasa di seluruh dunia, asalkan tidak membawa angkutan melebihi ketentuan
ketika melalui wilayah tersebut. Penjaga pantai mengkonfirmasi keputusan
tersebut. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan sejumlah
pengamatan dan penyelidikan kasus.
2. Gas Methana dan
pusaran air
Penjelasan lain
dari beberapa peristiwa lenyapnya pesawat terbang dan kapal laut secara
misterius adalah adanya gas metana di wilayah
perairan tersebut. Teori ini dipublikasikan untuk pertama kali tahun 1981 oleh
Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini berhasil diuji coba di
laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang
masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang
melintas di wilayah tersebut.
Menurut Bill
Dillon dari U.S Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya.
Didaerah segitiga maut Bermuda, tapi juga di beberapa daerah lain sepanjang
tepi pesisir benua, terdapat "tambang metana". tambang ini terbentuk
kalau gas metana menumpuk di bawah dasar laut yg tak dapat ditembusnya. Gas ini
dapat lolos tiba2 kalau dasar laut retak. Lolosnya tdk kepalang tangung. Dengan
kekuatan yg luar biasa, tumpukan gas itu menyembur ke permukaan sambil merebus
air, membentuk senyawaan metanahidrat.
Air yang
dilalui gas ini mendidih sampai terlihat sebagai "air bercahaya
putih". Blow out serupa yg pernah terjadi dilaut Kaspia sudah banyak
menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korban. Regu penyelamat yang
dikerahkan tidak menemukan sisa sama sekali. Mungkin karena alat dan manusia
yang menjadi korban tersedot pusaran air, dan jatuh kedalam lubang bekas
retakan dasar laut, lalu tanah dan air yg semula naik ke atas tapi kemudian
mengendap lagi didasar laut, menimbun mereka semua.
3. Gempa laut dan
gelombang besar
Teori ini
mengatakan gesekan dan goncangan di tanah di dasar Lautan Atlantik menghasilkan
gelombang dahsyat dan seketika kapal-kapal menjadi hilang kendali dan langsung
menuju dasar laut dengan kuat hanya dalam beberapa detik. Adapun hubungannya
dengan pesawat, maka goncangan dan gelombang kuat tersebut menyebabkan
hilangnya keseimbangan pesawat serta tidak adanya kemampuan bagi pilot untuk
menguasai pesawat.
4. Gravitasi
Gravitasi
(medan graviti terbalik, anomali magnetik graviti) dan hubungannya dengan apa
yang terjadi di Segitiga Bermuda; sesungguhnya kompas dan alat navigasi
elektronik lainnya di dalam pesawat pada saat terbang di atas Segitiga Bermuda
akan goncang dan bergerak tidak normal, begitu juga dengan kompas pada kapal,
yang menunjukkan kuatnya daya magnet dan anehnya gravitasi yang terbalik.
5. Pangkalan
U.F.O.
Pemerintah dan
Akademis Independen A.S. mengatakan Segitiga Bermuda disebabkan karena tempat
tersebut merupakan Pangkalan UFO sekelompok
mahkluk luar angkasa/alien yang tidak mau
diusik oleh manusia, sehingga kendaraan apapun yang melewati teritorial tersebut
akan terhisap dan diculik. Ada yang mengatakan bahwa penyebabnya dikarenakan
oleh adanya sumber magnet terbesar di bumi yang tertanam di bawah Segitiga
Bermuda, sehingga logam berton-tonpun dapat tertarik ke dalam.
6. Istana Setan
Dalam hadist
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad, dikatakan
bahwa pertemuan antara suhu panas dan dingin (sejuk) adalah dikatakan larangan
ini karena tempat seperti itu adalah tempat yang paling digemari oleh Setan.
Karena menurut beberapa pendapat ada yang mengatakan bahwa Segitiga Bermuda
merupakan pusat bertemunya antara arus air dingin dengan arus air panas,
sehingga akan mengakibatkan pusaran air yang besar/dasyat. Karena bermuda
terletak di perairan Atlantik di pertengahan
antara benua Amerika bagian utara
dan Afrika. Secara mudah
lokasi ini adalah kawasan pertembungan dua arus panas dari Afrika dan sejuk
dari Amerika Utara.
Menurut
beberapa orang muslim meyakini dengan hadist ini yang dianggap telah terjawab
tentang misteri Bermuda. Perkara-perkara aneh yang sering terjadi itu tentu
antara lain disebabkan pertembungan antara panas dan sejuk dan menganggap Istana
iblis terletak secara tersembunyi di situ. Kemudian dikatakan pula bahwa Dajjal pada saat
sekarang menetap di Segitiga Bermuda itu sampai pada menjelang kiamat ia akan keluar .
7. Air Kehidupan
Menurut Syaikh
Imam M. Ma’rifatullah al-Arsy, segitiga bermuda merupan tempat titik terujung
di dunia ini. Di tengah kawasan itu terdapat sebuah telaga yang airnya dapat
membuat siapa saja yg meminumnya menjadi panjang umur, ditempat itu pula Nabi Khidzir bertahta
sebagai penjaga sumber "Air Kehidupan" tersebut. Syaikh
Imam Ma’rifatullah berkata kalau penyelamat akhir Zaman Imam Mahdi akan keluar dari Ghaibnya melalui tempat tersebut dengan menggunakan jubah
suci berwarna kebiruan.
8. Tempat yang indah
dan berbahaya
Menurut sebuah
naskah kuno menyatakan bahwa Raja Iskandar Agung pernah mencoba masuk ke kawasan agung itu dan sekembalinya mereka
mengatakan bahwa tempat itu berpasirkan permata dan berbatukan
berlian. Tempat yang
dipenuhi dengan kabut putih tebal
itu sangat indah untuk dipandang tapi sangat berbahaya untuk di datangi.
9.
Lorong waktu (worm holes)
Dalam sejarah,
orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara
misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda,
sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.
Seorang ilmuwan
Amerika yang bernama Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa
melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan
lorong waktu.
Dalam
penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai
berikut:
- Obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena kadang-kadang ia akan membukanya.
- Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
- Terhadap dunia fana di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan
lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu
bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan
30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.
Meskipun
beberapa teori dilontarkan, namun tidak ada yang memuaskan sebab munculnya
tambahan seperti benda asing bersinar yang mengelilingi pesawat sebelum kontak
dengan menara pengawas terputus dan pesawat lenyap.
10.
Sisa Teknologi Dari Kota Atlantis Yang Hilang
Dari
berbagai klaim tentang Segitiga Bermuda, salah satu dugaan adalah bahwa tempat
itu adalah lokasi kota Atlantis yang hilang. Edgar Cayce meramalkan bahwa pada
tahun 1968 arkeolog akan menemukan pintu masuk ke kota Atlantis tenggelam di
dekat Bimini di Segitiga Bermuda.
Pada saat itu batu yang membentuk dinding ditemukan terbenam secara disengaja di sebuah pulau di Bahama dan banyak yang beranggapan ini adalah bukti dari kota Atlantis yang hilang.
Menurut legenda, kota Atlantis mempunyai pembangkit energi dari kristal dimana sampai hari ini masih mengirimkan gelombang energi, karena lokasi kristal yang terkubur di bawah laut yang menyebabkan kapal dan pesawat akan terganggu pada peralatan navigasinya.
Teori konspirasi hari ini juga berspekulasi tentang sebuah pangkalan militer di bawah air yang dikenal sebagai Underwater Area 51, salah satu alasan untuk misteri di Segitiga Bermuda.
Pada saat itu batu yang membentuk dinding ditemukan terbenam secara disengaja di sebuah pulau di Bahama dan banyak yang beranggapan ini adalah bukti dari kota Atlantis yang hilang.
Menurut legenda, kota Atlantis mempunyai pembangkit energi dari kristal dimana sampai hari ini masih mengirimkan gelombang energi, karena lokasi kristal yang terkubur di bawah laut yang menyebabkan kapal dan pesawat akan terganggu pada peralatan navigasinya.
Teori konspirasi hari ini juga berspekulasi tentang sebuah pangkalan militer di bawah air yang dikenal sebagai Underwater Area 51, salah satu alasan untuk misteri di Segitiga Bermuda.
11.
Serangan yang disengaja untuk menghancurkan
Jauh lebih masuk
akal, meski jauh lebih tragis, adalah serangan yang disengaja untuk
penghancuran..
Meskipun dalam penerbangan 19 tadi, tidak ada bukti untuk dugaan bahwa pesawat hilang karena serangan yang disengaja, banyak yang percaya ini adalah alasan bagi banyak pesawat dan kapal hilang lainnya di daerah Segitiga Bermuda.
Tindakan penghancuran sengaja mencakup tindakan perang dan pembajakan. Catatan dalam file musuh selama Perang Dunia telah mendokumentasikan banyak kerugian, dan orang-orang yang tidak tercatat, banyak yang diasumsikan telah tenggelam oleh salah satu perampok permukaan atau kapal selam.
Pembajakan oleh Bajak laut, perompak, atau bahkan penyelundup obat bius. Sampai hari ini banyak catatan peristiwa tentang hilangnya kapal karena pembajakan di laut terbuka meskipun Kapten Blackbeard si bajak laut legendaris itu sudah lama tiada.
Meskipun dalam penerbangan 19 tadi, tidak ada bukti untuk dugaan bahwa pesawat hilang karena serangan yang disengaja, banyak yang percaya ini adalah alasan bagi banyak pesawat dan kapal hilang lainnya di daerah Segitiga Bermuda.
Tindakan penghancuran sengaja mencakup tindakan perang dan pembajakan. Catatan dalam file musuh selama Perang Dunia telah mendokumentasikan banyak kerugian, dan orang-orang yang tidak tercatat, banyak yang diasumsikan telah tenggelam oleh salah satu perampok permukaan atau kapal selam.
Pembajakan oleh Bajak laut, perompak, atau bahkan penyelundup obat bius. Sampai hari ini banyak catatan peristiwa tentang hilangnya kapal karena pembajakan di laut terbuka meskipun Kapten Blackbeard si bajak laut legendaris itu sudah lama tiada.
"Anomali"
Lain Segitiga Bermuda Ditemukan Para Ilmuwan
SEGITIGA Bermuda sebuah wilayah
imajiner yang menghubungkan Puerto Rico, perairan Florida, dan Bermuda tenar
karena imej mistisnya. Hal itu diperkuat fakta ratusan kapal dan pesawat
menghilang di area tersebut. Meski akhirnya ditemukan, sejumlah kapal dalam
keadaan kosong, tanpa kru dan penumpang yang menghilang misterius.
Seorang
penulis, Vincent Gaddis pada tahun 1964 berpendapat, ada anomali yang
menjelaskan fenomena aneh tersebut. Namun, Segitiga Bermuda memperoleh ketenarannya
pada 1974, saat Charles Berlitz menerbitkan sebuah buku yang mempopulerkan
Segitiga Bermuda sebagai "Sea Devil" atau "Laut Setan".
Setelah itu, berbagai kelompok ilmuwan meneliti Segitiga Bermuda untuk menemukan anomali yang dianggap bertanggung jawab atas sekian kecelakaan aneh di sana. Namun tak ada satupun yang berhasil ditemukan. Pihak US Coast Guard (Penjaga Pantai AS) bahkan menyajikan laporan yang menyebut, kecelakaan kapal lebih sering terjadi di Segitiga Bermuda dari wilayah lain, dikarenakan badai.
Pada tahun 1990-an, ketertarikan pada Segitiga Bermuda memudar. Tapi, baru-baru ini, ilmuwan dari AS menemukan "anomali" lain di Segitiga Bermuda. Ini tak ada kaitannya dengan menghilangnya kapal atau pesawat.
Para ilmuwan Bermuda Institute of Oceanology yang dipimpin Professor Craig Carlson menemukan, permukaan air di kawasan itu dipenuhi berbagai macam virus. Kabar baiknya, virus itu tak mengancam manusia. Mereka hanya tertarik pada bakteri laut.
Temuan ini adalah hasil penelitian oseanografi di bagian barat laut Laut Sargasso yang berada dekat Segitiga Bermuda dan Pulau Bermuda selama sepuluh tahun.
Ilmuwan mengungkap, dinamika organisme mikroskopis itu terkait dengan musim. Contohnya, di musim panas, virus berlipat ganda di lapisan air pada kedalaman 60 sampai 100 meter. Jumlah mereka bisa mencapai sepuluh juta partikel per satu tetes air. Di musim dingin, mereka tidak terdeteksi di permukaan, organisme tersebut memilih tinggal di lokasi yang lebih dalam.
Yang juga menarik, analisis para peneliti menyebutkan, 90 persen dari DNA virus belum dikenal dalam ilmu pengetahuan. Mereka termasuk bakteriofag virus yang memangsa bakteri. Ilmuwan juga menemukan molekul organik bakteri mati di sekitar virus tersebut. Itu menjadikan permukaan air di kawasan tersebut kaya nutrisi. Ini berarti bahwa bakteriofag membentuk ekosistem mikroskopis tempat mereka tinggal.
Virus tersebut menciptakan "kafetaria" di daerah itu. Tak hanya menarik organisme plankton, tapi juga membuat ikan paus dan lumba-lumba datang dan mencari makan di sana. Para ilmuwan mengaku takjub dengan temuan yang mereka hasilkan. Sebab, sebelumnya mereka tak mengetahui peran virus ini dalam formasi ekosistem kelautan.
Menurut ahli kelautan, virus laut kurang dipahami karena mereka sulit untuk ditangkap. Tapi sekarang jelas, mereka tak terhitung jumlahnya di semua lautan dan samudra.
"Jumlah mereka 95 persen dari total biomassa laut. Artinya, jumlah virus bahkan lebih besar dari kombinasi krill (sejenis udang kecil), ikan dan hewan yang lebih besar seperti ikan paus. Mengingat laju multiplikasi virus dan jumlah mereka, menjadi jelas betapa pentingnya peran mereka dalam siklus hara di planet ini," papar salah satu penulis, Dr Rachel Persons.
Meski penelitian dilakukan di Segitiga Bermuda lokasi unik di lautan para ahli yakin, dalam kasus ini tidak ada kelainan khusus untuk segitiga Bermuda. Virus juga ditemukan di sejumlah wilayah di lautan.
Setelah itu, berbagai kelompok ilmuwan meneliti Segitiga Bermuda untuk menemukan anomali yang dianggap bertanggung jawab atas sekian kecelakaan aneh di sana. Namun tak ada satupun yang berhasil ditemukan. Pihak US Coast Guard (Penjaga Pantai AS) bahkan menyajikan laporan yang menyebut, kecelakaan kapal lebih sering terjadi di Segitiga Bermuda dari wilayah lain, dikarenakan badai.
Pada tahun 1990-an, ketertarikan pada Segitiga Bermuda memudar. Tapi, baru-baru ini, ilmuwan dari AS menemukan "anomali" lain di Segitiga Bermuda. Ini tak ada kaitannya dengan menghilangnya kapal atau pesawat.
Para ilmuwan Bermuda Institute of Oceanology yang dipimpin Professor Craig Carlson menemukan, permukaan air di kawasan itu dipenuhi berbagai macam virus. Kabar baiknya, virus itu tak mengancam manusia. Mereka hanya tertarik pada bakteri laut.
Temuan ini adalah hasil penelitian oseanografi di bagian barat laut Laut Sargasso yang berada dekat Segitiga Bermuda dan Pulau Bermuda selama sepuluh tahun.
Ilmuwan mengungkap, dinamika organisme mikroskopis itu terkait dengan musim. Contohnya, di musim panas, virus berlipat ganda di lapisan air pada kedalaman 60 sampai 100 meter. Jumlah mereka bisa mencapai sepuluh juta partikel per satu tetes air. Di musim dingin, mereka tidak terdeteksi di permukaan, organisme tersebut memilih tinggal di lokasi yang lebih dalam.
Yang juga menarik, analisis para peneliti menyebutkan, 90 persen dari DNA virus belum dikenal dalam ilmu pengetahuan. Mereka termasuk bakteriofag virus yang memangsa bakteri. Ilmuwan juga menemukan molekul organik bakteri mati di sekitar virus tersebut. Itu menjadikan permukaan air di kawasan tersebut kaya nutrisi. Ini berarti bahwa bakteriofag membentuk ekosistem mikroskopis tempat mereka tinggal.
Virus tersebut menciptakan "kafetaria" di daerah itu. Tak hanya menarik organisme plankton, tapi juga membuat ikan paus dan lumba-lumba datang dan mencari makan di sana. Para ilmuwan mengaku takjub dengan temuan yang mereka hasilkan. Sebab, sebelumnya mereka tak mengetahui peran virus ini dalam formasi ekosistem kelautan.
Menurut ahli kelautan, virus laut kurang dipahami karena mereka sulit untuk ditangkap. Tapi sekarang jelas, mereka tak terhitung jumlahnya di semua lautan dan samudra.
"Jumlah mereka 95 persen dari total biomassa laut. Artinya, jumlah virus bahkan lebih besar dari kombinasi krill (sejenis udang kecil), ikan dan hewan yang lebih besar seperti ikan paus. Mengingat laju multiplikasi virus dan jumlah mereka, menjadi jelas betapa pentingnya peran mereka dalam siklus hara di planet ini," papar salah satu penulis, Dr Rachel Persons.
Meski penelitian dilakukan di Segitiga Bermuda lokasi unik di lautan para ahli yakin, dalam kasus ini tidak ada kelainan khusus untuk segitiga Bermuda. Virus juga ditemukan di sejumlah wilayah di lautan.
Jawaban
Misteri hilangnya beberapa kapal laut dan pesawat terbang di wilayah yang disebut
Segitiga Bermuda secara ilmiah
Misteri
hilangnya beberapa kapal laut dan pesawat terbang di wilayah yang disebut
'Segitiga Bermuda' kini tersingkap sudah.
Singkirkan jauh-jauh teori tentang pesawat luar angkasa alien, anomali waktu, piramida raksasa bangsa Atlantis, atau fenomena meteorologis.
Segitiga Bermuda adalah sebuah fenomena gas akut biasa, demikian tulis Salem-News.com.
Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan oleh air mendidih, terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut.
Bukti dari penemuan yang membawa sudut pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia selama bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of Physics. Professor Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu ditemani oleh David May di Monash University, Melbourne, Australia. Dua hipotesis dari penelitian itu adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan misterius di lokasi itu. Ivan T. Sanderson sebenarnya telah mengidentifikasi sona-sona misterius selama tahun 1960-an. Sanderson bahkan menggambarkan sebenarnya zona-zona misterius itu lebih berbentuk seperti ketupat ketimbang segitiga. Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda tetapi Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius sering terjadi. Para Oseanograf yang menjelajah di dasar laut Segitiga Bermuda dan Laut Utara, wilayah di antara Eropa daratan dan Inggris melaporkan menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran. Berangkat dari keterkaitan itu dan data-data yang tersedia dua peneliti itu menggambarkan apa yang terjadi jika sebuah balon metana raksasa meledak dari dasar laut. Metana, yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas. Ketika mencapai permukaan air balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.
Setiap kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung goyah, kehilangan daya apung dan tertarik jatuh ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh olehnya.
Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa, berkemungkinan mengalami kerusakan mesin karena diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.
Singkirkan jauh-jauh teori tentang pesawat luar angkasa alien, anomali waktu, piramida raksasa bangsa Atlantis, atau fenomena meteorologis.
Segitiga Bermuda adalah sebuah fenomena gas akut biasa, demikian tulis Salem-News.com.
Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan oleh air mendidih, terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut.
Bukti dari penemuan yang membawa sudut pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia selama bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of Physics. Professor Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu ditemani oleh David May di Monash University, Melbourne, Australia. Dua hipotesis dari penelitian itu adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan misterius di lokasi itu. Ivan T. Sanderson sebenarnya telah mengidentifikasi sona-sona misterius selama tahun 1960-an. Sanderson bahkan menggambarkan sebenarnya zona-zona misterius itu lebih berbentuk seperti ketupat ketimbang segitiga. Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda tetapi Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius sering terjadi. Para Oseanograf yang menjelajah di dasar laut Segitiga Bermuda dan Laut Utara, wilayah di antara Eropa daratan dan Inggris melaporkan menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran. Berangkat dari keterkaitan itu dan data-data yang tersedia dua peneliti itu menggambarkan apa yang terjadi jika sebuah balon metana raksasa meledak dari dasar laut. Metana, yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas. Ketika mencapai permukaan air balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.
Setiap kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung goyah, kehilangan daya apung dan tertarik jatuh ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh olehnya.
Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa, berkemungkinan mengalami kerusakan mesin karena diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.
Referensi
mejakerusi.wordpress
Komentar
Posting Komentar